13 Oktober, 2004

Suntik Vitamin C

Suntik Vitamin C, Bikin Kulit Halus dan Awet Muda

Gangguan sariawan kerap membuat aktivitas Ratna berantakan. Selama sakit ia jadi sedikit bicara dan tak doyan makan. Konsumsi vitamin C dosis tinggi sudah dicobanya, tapi malah membangkitkan masalah pada lambung. Namun, setelah mendapat suntikan vitamin C, keluhannya hilang. Lebih dari itu, ia merasakan kulitnya jadi lebih halus dan cerah. Jerawat yang biasanya mengganggu kini tak muncul lagi.

Cerita serupa sering dijumpai di ruang praktik dr. Tina Wardhani Wisesa, Sp.KK, spesialis penyakit kulit dan kelamin dari FK Universitas Indonesia, Jakarta. "Ada saja pasien yang pertama datang langsung minta suntik vitamin. Namun, setelah dijelaskan kegunaannya dia mengerti. Kalau mau suntik vitamin C memang sebaiknya konsultasi dulu ke dokter. Jangan sekadar ikut-ikutan," kata dr. Tina.

Selain melalui oral, vitamin C memang bisa juga dikonsumsi lewat jarum suntik. Asupan melalui injeksi ini lebih efektif dan segera terasa khasiatnya karena zat-zatnya langsung masuk ke peredaran darah. Asam askorbat dalam vitamin C memang mudah berkurang dalam proses metabolisme bila dikonsumsi secara oral.

RAJA VITAMIN

Vitamin C sering disebut sebagai "rajanya vitamin". Itu karena vitamin C memang memiliki banyak manfaat. Selain bersifat antioksidan yang mampu melawan radikal bebas, vitamin C juga berperan dalam meningkatkan sistem imun. Vitamin ini juga ikut andil pada kelangsungan berbagai fungsi biokimia tubuh. Contohnya dalam penyerapan zat besi dan menekan histamin (komponen yang terlibat dalam terjadinya reaksi alergi).

Sumber vitamin C secara alami sebetulnya banyak terdapat di sekitar kita, dari buah-buahan sampai sayuran. Meski demikian, seringkali asupan seseorang akan vitamin C masih kurang dari kebutuhan tubuh sesuai standar kecukupan gizi.

Orang dewasa sebaiknya mengonsumsi vitamin C sedikitnya 60 miligram per hari. Angka ini didasarkan pada jumlah vitamin C yang diperlukan untuk mencegah penyakit kudis secara klinis dan melindungi tubuh dari kudis selama 30 hari. Perempuan hamil dan ibu menyusui sudah tentu harus mengonsumsi vitamin C lebih besar dari jumlah tadi. Beberapa orang mengatakan bahwa dosis optimal untuk orang dewasa adalah sebesar 500 miligram sehari. Ada juga yang berpendapat cukup mengonsumsi 200 miligram sehari. Bagi orang yang tidak hidup dengan stres atau kondisi lain yang tidak sehat, dosis 500 miligram sebenarnya terlalu besar. Angka itu lebih cocok untuk mereka yang tinggal di kota besar yang penuh polusi, seperti Jakarta.

Bagi mereka yang kurang mendapat asupan vitamin melalui makanan alami, muncul berbagai produk suplemen sebagai jawabannya. Untuk orang yang bermasalah dengan pencernaan atau alergi terhadap makanan tertentu juga juga ada alternatif pilihan, yaitu dalam bentuk injeksi atau suntikan vitamin. Selain vitamin C, di Indonesia juga dikenal adanya suntik vitamin neurotropika (B kompleks). Namun saat ini menurut dr. Tina, yang paling populer di Indonesia adalah suntik vitamin C.

Sebenarnya sejak tahun 1940-an sudah dilakukan suntik vitamin C intravena (ke pembuluh darah lengan) untuk mempercepat pemulihan pasien pra dan pasca bedah. Hal ini kemudian terus berkembang, orang dengan kondisi tertentu, meski tidak menjalani pembedahan dapat memperoleh suntikan ini.

ANTIOKSIDAN

Orang kian tertarik untuk mencoba suntik vitamin C karena sifat antioksidan dari vitamin ini. Sudah dikenal luas bahwa antioksidan adalah senjata ampuh untuk menumpas radikal bebas, si molekul jomblo alias tanpa pasangan, yang hobinya merusak sel-sel sehat dan menyebabkan berbagai penyakit. Keganasan radikal bebas ini dapat dipengaruhi oleh faktor usia (tua), penyakit, pola makan buruk, polusi udara, sinar ultraviolet. Salah satu masalah yang muncul akibat ulah radikal bebas adalah terjadinya kerusakan kulit. Selain tampak kusam dan berkerut, kulit juga jadi cepat tua dan muncul flek-flek hitam.

"Suntik vitamin C, selain dapat meningkatkan kekebalan tubuh dan mempercepat proses penyembuhan, juga akan membuat kulit tampak lebih cantik dan awet muda," papar dr. Tina. Hal ini berkaitan dengan cara kerja vitamin ini, yakni antara lain menghambat kerja enzim tirosinase yang berperan dalam pembentukan pigmen. Jika kulit sering terpapar sinar matahari, enzim ini akan cepat terangsang untuk membentuk pigmen. Bila proses pigmentasi itu dihambat, otomatis kulit jadi bersih dan cerah.

Mereka yang memanfaatkan suntik vitamin ini, sebagian merasa perlu karena bermasalah dengan tukak lambung (maag) bila mengonsumsi vitamin secara oral. Mereka juga ingin lebih bugar dengan segera, karena akan menikah, melakukan perjalanan ke luar negeri, atau aktifitas lainnya yang menuntut daya tahan tubuh tinggi.

PERLU PEMERIKSAAN

Meski relatif aman, proses pemberian suntik vitamin C tidak boleh sembarangan. Selain harus dilakukan oleh dokter ahli, juga harus melalui proses screening atau pemeriksaan medis dan wawancara. "Hal ini harus dilakukan untuk menekan risiko efek samping, sekaligus demi mendapatkan manfaat secara maksimal. Sejauh ini tidak ada efek samping yang serius. Tapi, seseorang harus dipastikan tidak alergi terhadap vitamin C, dan tidak memiliki masalah dengan sistem metabolisme, seperti gangguan fungsi ginjal," katanya mengingatkan. Namun, pengguna suntikan vitamin C juga harus tetap menjalankan pola makan sehat seimbang, termasuk menjaga asupan vitamin C alami dari sumber makanan terbaik. Kunci mendapatkan kecukupan vitamin C secara ideal adalah mengonsumsinya lebih sering agar vitamin ini bertahan lebih lama di dalam tubuh. Asupan dalam jumlah kecil beberapa kali sehari, terbukti lebih efektif dalam memenuhi kebutuhan tubuh.

PEREMAJAAN KULIT

Vitamin C berjasa bagi kulit lewat dua cara utama. Ia bertindak sebagai antioksidan dan membantu pembentukan kolagen. Sebagai antioksidan, vitamin C membentuk dan memperbaiki jaringan kulit rusak akibat radikal bebas. Cara radikal bebas merusak sel-sel tubuh sama dengan proses oksigen menyebabkan kertas berubah warna menjadi kuning atau mentega menjadi tengik. "Pada kulit, oksidan menimbulkan kerusakan dan proses penuaan. Akibatnya, kulit cepat keriput," kata dr. Tina. Pasokan vitamin C sebagai antioksidan akan menghambat kerja enzim tirosinase, yang bertugas membantu pembentukan pigmen di kulit. Meski pembentukan pigmen tetap terjadi, warnanya lebih pucat. Karena itu, kulit memang tampak lebih muda dan cerah, tampak lebih putih.

Di dalam tubuh, antioksidan dibentuk lewat kerja sama vitamin A, C, E, mineral selenium, dan glutation. Vitamin A meningkatkan kerja sel darah merah hingga bisa mengobati infeksi dan luka pada jaringan tubuh. Vitamin E melindungi sel dari radikal bebas untuk memperbaiki struktur DNA yang dirusak. Selenium, bersama vitamin E, membantu menjaga kesehatan kulit, juga rambut dan mata. Glutation membersihkan radikal bebas berbahaya pada makanan berlemak. Vitamin C dan selenium dapat meningkatkan kadar glutation dalam tubuh.

Kecukupan vitamin C akan membantu pembentukan kolagen atau senyawa berisi asam amino mirip lem pengikat sel. "Zat perekat" ini menjadi bagian susunan utama jaringan penghubung seperti kulit, tulang, dan ikatan sendi tulang. Kolagen menjaga kekenyalan dan kelenturan kulit juga mendukung berlangsungnya proses hydroxylation (memungkinkan molekul mencapai bentuk terbaiknya).  (Lalang Ken Handita)

Tidak ada komentar: