23 Maret, 2009

Triliun

Entah karena inflasi atau kemakmuran yang melaju pesat atau ke dua-duanya, bilangan jadi agak membingungkan buat lansia seperti saya. Dulu orang kaya disebut jutawan, kemudian tukang beca saja sudah ada yang punya uang lebih dari sejuta, maka julukan orang kayapun diamandemen mejadi milyarder. Kalau orang ngobrol kita akan mendengar: sekian "ém" untuk ini atau untuk itu. M adalah miliar, seribu juta, bilangan dengan sembilan buah nol.

Seiring dengan bertumbuh-kembangnya hal tersebut diatas (inflasi atau kemakmuran), faktor kejut ém sudah melemah drastis, dan akhirnya terdegradasi dan digantikan dengan "té" - triliun. Yang ini saya kurang yakin, apakah seribu miliar? angka dengan dua belas buah nol, atau, karena tri adalah tiga sedang liun adalah juta, maka triliun adalah juta-juta-juta bilangan dengan delapan belas nol?

Bagi anda yang belum begitu akrab dengan miliar dan triliun, berikut ada beberapa berita yang mudah-mudahan dapat memberi sedikit pencerahan:

    Dunia selebritis

  • Roro Rahmawati (Yayasan Andhika Pratama) menuntut penyanyi pop Krisdayanti sebesar Rp35 miliar, dalam kasus pencemaran nama baik.
  • Pedangdut Dewi Perssik dituntut mantan manajernya, Asep Komarudin sebesar Rp60 juta untuk kerugian materil, dan Rp1 triliun untuk kerugian imateril, juga dalam kasus pencemaran nama baik.
  • Aktris Lia Waroka menyatakan akan menuntut mantan suaminya, musisi Henry Restu Putra, sebesar Rp1 triliun, dalam kasus perselisihan domestik.
  • Andar Situmorang menuntut pedangdut Inul Daratista sebesar Rp5,5 triliun, dalam kasus pelanggaran hak cipta.


  • Ekonomi

  • Direktur Batasa Tazkia Consulting, Heriyakto S Hartomo menilai bahwa, ketentuan Modal pendirian Bank Umum Syariah (BUS) yang minimal sebesar Rp 1 triliun (sama dengan yang harus dibayar Dewi P kalau kalah perkara), masih terlalu tinggi, harus diturunkan untuk dapat memacu pertumbuhan perbankan syariah di Indonesia.
  • Empat BUMN, PT Perusahaan Gas Negara Tbk, PT Bank Negara Indonesia Tbk, PT Wijaya Karya Tbk, dan PT Jasa Marga Tbk diperkirakan mampu menyetor dividen tahun buku 2008 kepada negara sebesar Rp1,12 triliun, dengan perincian: PGN - Rp582,97 miliar, BNI - Rp458,16 miliar, Wijaya Karya - Rp29,66 miliar, dan Jasa Marga - Rp49 miliar.
  • Biaya pembangunan PLTU (Pembangkit Listrik Tenaga Uap) Rembang, adalah Rp 3,12 triliun. PLN harus meminjamnya dari China Development Bank.
  • BRR (Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi) Nanggroe Aceh Darussalam-Nias, menyiapkan dana Rp 3,5 triliun untuk rekonstruksi Aceh-Nias pasca tsunami, yang akan dilaksanakan pada tahun 2009. Pemda Aceh mendapat Rp 1,3 triliun, Pemda Sumut Rp 300 miliar, sedangkan Rp 1,9 triliun akan dialokasikan ke Jakarta melalui departemen teknis seperti Departemen Pekerjaan Umum (PU), Dephub dan Depdagri.
  • Jembatan Suramadu yang menyambungkan Kota Surabaya dan Pulau Madura (Suramadu) sepanjang 5.438 meter (5,5 kilometer) merupakan jembatan terpanjang di Indonesia bahkan di kawasan Asia tenggara. Dirancang cukup kuat dan sanggup bertahan sekitar 100 tahun, pembangunan jembatan yang dimulai pada pertengahan 2002 ini melibatkan sebanyak 3.500 orang pekerja dari Indonesia dan Cina dan menghabiskan 600 ribu ton baja. Diperkirakan akan dapat digunakan pada pertengahan 2009, pembangunan jembatan ini menelan biaya sekitar Rp 4,528 triliun (1 triliun lebih kecil dari yang harus dibayar Inul kalau kalah perkara) yang berasal dari kredit lunak dari Cina.
  • PT Bank Central Asia (BCA) membukukan laba bersih pada tahun 2008 sebesar Rp 5,8 triliun, sementara tahun sebelumnya hanya Rp 4,5 triliun.

Tidak ada komentar: